Surabaya (Tribratanews.jatim.polri.go.id) – Sementara itu, ikut test seleksi Taruna Akpol Pada era Kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Drs KPH Rusdiharjo tahun 2000- an. Muncul kebijakan bahwa diberinya kesempatan suluruh Bintara Polri yang sudah berdinas minimal 2 tahun dan memiliki rengking 10 besar di SPN masing-masing dapat mendaftar dan mengikuti seleksi Taruna Akademi Kepolisian.
Peserta yang terdaftar saat ditutup pendaftaran berjumlah 97 orang, setelah selesai pendaftaran saya seluruh peserta calon Taruna mengikuti test. Materi test sama dengan pada saat pendaftaran Bintara Polri, 4 tahun sebelumnya. Sehingga ketika mengikuti seleksi saya sudah mendapatkan gambaran tentang isi atau materi yang akan di ujikan.
Seluruh test tingkat daerah berakhir dan kemudian saya termasuk 7 orang yang dipanggil untuk mengikuti seleksi pada tingkat Pusat di Sepolwan Jakarta.
Detik menegangkan dan menyenangkan peserta test dari seluruh Polda se Indonesia dikumpulkan di GOR Sepolwan Jakarta untuk mengikuti tahap seleksi tingkat pusat, yang jumlahnya sebanyak 275 calon Taruna.
Test demi test tingkat Pusat saya lalui dan 5 diantaranya yang berasal dari pengiriman Kalteng di nyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan Taruna Akademi Kepolisian di Semarang.
Tehnis pengumuman pun sangat mendebarkan, karena saat itu tidak tahu siapa yang dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan di Akpol Semarang dan siapa yang tidak lulus.
Ada sekelompok peserta dipanggil kemudian naik bus dengan membawa semua perlengkapan langsung pergi. Ada juga yang dipanggil untuk masuk ruangan dan langsung pergi. Saya bersama teman satu Pleton juga tak kalah hebatnya “senam jantung” karena tidak di panggil.
Ternyata satu kelompok yang ada saya didalamnya, salah satu Pleton yang dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kepolisian Semarang. Alhasil semua yang dinyatakan lulus hari itu juga langsung berangkat dari Jakarta menuju ke Semarang.
Kampus Candi Baru sekira jam 22.00 WIB, rombongan bus yang membawa peserta dinyatakan lulus seleksi Akpol tiba di kota Semarang. Semuanya diturunkan di depan pintu gerbang Akpol, dengan di sambut Drum Band Taruna dan beberapa taruna senior yang ditunjuk sebagai Danton Korps dan Dankie Korps.
Saya dibawa dengan jalan kaki masuk ke dalam kampus Akademi Kepolisian. Setelah tiba di kampus seluruh calon Taruna diapelkan untuk mendapatkan pengarahan dari beberapa pengasuh Akpol. Pengarahan diberikan oleh Danmentarsis yang saat itu di jabat oleh Kombes Pol Drs Gorie Mere berisi tentang ucapan selamat datang, pengetahuan tata tertib dan kehidupan yang akan dilalui di kampus.
Setelah itu, baru diberikan penarahan oleh para pengasuh, terakhir oleh para Danyon Korps, Dankie Korps dan Danton Korps. Dan itulah saat pertama kali seluruh calon taruna menikmati tidur malam di kampus Candi Baru Akademi Kepolisian Semarang.
Calon Bhayangkara Taruna semua perlengkapan yang disediakan oleh dinas sudah dibagikan kepada seluruh calon Bhayangkara Taruna untuk selanjutnya upacara pembukaan pendidikan Dasar Bhayangkara di lapangan Bhayangkara Akademi Kepolisian Semarang, yang dibuka Gubernur Akpol Irjen Pol Drs FX Soemardi.
Selama tiga bulan para calon Bhayangkara Taruna mengikuti kegiatan basis, meliputi teori dan juga praktek. Kegiatan tersebut antara lain latihan baris berbaris, berpedang, meluncur, haling rintang, mountenering, merayap tambang, SAR, Scuba dan masih banyak lagi kegiatan yang lainnya.
Pendidikan dasar memang dilakukan sebagai sarana untuk memberi pengetahuan dasar kepolisian kepada calon Bhayangkara Taruna sebelum memasuki kehidupan kampus Akademi Kepolisian. Setelah seluruh materi pelajaran basis dilaksanakan, maka seluruh peserta pendidikan melaksanakan latihan berganda selama satu Minggu bertempat di wilayah Magelang.
Latihan berganda atau sering disebut Latganda ini merupakan latihan terakhir dari kegiatan basis. Semua pelajaran yang diberikan selama tiga bulan digabungkan dan dilaksanakan dalam waktu seminggu.
Pelantikan yang menggembirakan saat seluruh rangkaian basis dapat dilaksanakan para calon Bhayangkara Taruna dilantik oleh Kapolri, yang saat itu Jenderal Polisi KPH Drs Rusdiharjo sebagai Taruna Akademi Kepolisian Tingkat I dengan pangkat Bhayangkara Taruna.
Para orang tua dan keluarga diundang ke Semarang untuk menyaksikan pelantikan para Bhayangkara Taruna. Saat saat membahagiakan itupun tiba, saya tidak menyangka jika orang tua, adik dan juga beberapa keluarga datang memenuhi panggilan untuk menghadiri undangan pelantikan.
Tangis, senyum, dan rasa haru pun menyatu menjadi satu saat orang tua dan keluarga datang menyalami saya seusai pelantikan. Tapi kegiatan itu tidak berlangsung lama, saya para Taruna Tingkat I harus menjalankan aktivitas sebagai taruna seperti kuliah, berlatih dan belajar yang lainnya sesuai dengan program pendidikan.
Basis Korps Taruna tingkat satu (Bhatar) setelah dilaksanakan pelantikan dari calon Bhayangkara Taruna menjadi Taruna, maka saya “Sah” menjadi Taruna Tingkat I. Saya dan rekan-rekan seangkatan mulai menyesuaikan kegiatan kurikulum pendidikan Taruna tingkat I, termasuk kegiatan yang tidak tertulis yang mesti harus dilaksanakan, seperti kegiatan kumpul Korps, Basis Korps bersama sama dengan taruna seniornya di wilayah masing-masing.
Saya termasuk dalam Korps Jawa Timur sebagai Dansuk Korps “S” (Wilayah Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan). Saat pertama kali diijinkan keluar dari kampus, khusus Taruna yang dari daerah Korps “S” berkumpul di rumah Sekda Kabupten Bojonegoro bersama dengan Taruna Akademi Angkatan Darat, Laut dan Udara untuk melaksanakan tradisi basis Korps.
Basis tersebut bertujuan untuk menumbuhkan rasa bangga sebagai putra daerah yang bisa memasuki dunia Akademi di Republik ini. Selain itu, juga untuk memupuk rasa kebersamaan antara sesama Aparat Pemerintah yang nantinya ketika berdinas mungkin akan bersama-sama melaksanakan tugas pada tempat atau daerah yang sama.
Alhamdulillah saya di tingkat I ini dapat melaksanakan kurikulum dengan baik dan akhirnya dapat naik ke tingkat II. Sersan Taruna sudah jadi Raja Kampus Kehidupan di kampus Akademi Kepolisian memang sangat mengesankan, baik mulai awal masuk sampai dengan berada di dalam kampus itu sendiri.
Tingkat II dengan pangkat Sersan Taruna merupakan taruna yang berada di tengah-tengah atau sering disebut dengan Macan Kampus. Sedangkan untuk tingkat III sering di katakan sebagai Raja Kampus, hal ini karena tingkat III merupakan tingkat yang paling tinggi di kampus.
Ada kurikulum terbaru saat itu setelah lepas dari ABRI, yang diberlakukan di Akpol, yaitu tentang magang perwira remaja. Sebelumnya setelah dilantik menjadi perwira baru melaksanakan magang, dirubah pada saat taruna tingkat III sudah melaksanakan magang. (mbah/bersambung)
Publisher By : BIDHUMAS POLDA JATIM